Postingan

Sosok Panutan

Al-Habib Ahmad Bafaqih Tempel

Gambar
Habib Ahmad Tempel pernah berucap: "Saya merokok ini, tujuannya adalah untuk membakar setan." Habib Ahmad Tempel sebenarnya wafat pada bulan Sya'ban. Sedangkan haul Ahad terakhir bulan Syawwal adalah haul ayahandanya, yakni Habib Ali bin Ahmad Bafaqih. Karena haul Ahad terakhir bulan Syawwal sudah berlangsung sejak jaman Habib Ahmad Tempel hidup, maka waktu haul ini tetap dipertahankan di Kemusuh. Acara puncak haul beliau sendiri terdiri dari 2 sesi, malam Ahad ziarah kubra dan tahlil sedangkan Ahad Shubuh Maulid Nabi Saw. Berikut adalah salah satu ijazah wirid dari Habib Ahmad Tempel, "Jika kita ada hajat khusus hendaklah membaca Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammadin wa 'ala aali sayyidina muhammad," sebanyak 124.000 kali bisa dicicil maksimal dalam jangka 40 hari. Lahir dari seorang ayah bernama Habib Ali Bafaqih yang terkenal sebagai sosok yang tegas, kehidupan masa muda al-Habib Ahmad Bafaqih tak semudah yang dibayangkan. Cacian,

Uje

Gambar
Ustad Jefri Al Buchori atau lebih dikenal sebagai Uje adalah seorang pendakwah, penyanyi, dan aktor berkebangsaan Indonesia yang banyak di gandrungi para majelis taklim karena penyampaian dakwahnya sangat menyentuh. Lahir di Jakarta pada tanggal 12 april 1973. Ustad berkarismatik ini menikahi seorang model sampul yang bernama Pipik Dian Irawati pada tahun 1999 di kota Semarang dan dikaruniai 4 orang anak yaitu Abidzar Al Ghifari, Adiba Khanza Az-Zahra, Ayla-Zahra, Ayla Azuhro, Attaya Bilal Rizkillah. Besar di lingkungan keluarga yang taat agama, membuat Uje menyukai pelajaran tentang agama. Sejak kelas 5 SD, beberapa penghargaan yang di dapat dari kejuaraan MTQ, dan kesenian hingga ke tingkat provinsi pun telah di raihnya. Selesai duduk di bangku Sekolah Dasar, Uje di masukkan di sebuah pondok pesantren modern di Balaraja Tangerang oleh ayahnya, Uje termasuk pribadi yang bisa di bilang cukup nakal. Empat tahun di pesantren sudah cukup membuat Uje mengantongi penghargaan dar

Sang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta

Gambar
Raden Ngabei Surakso Hargo   adalah gelar Abdi Dalem yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX kepada Penewu Surakso Hargo ( Alm. Mbah Maridjan ). Beliau ditugaskan sebagai juru kunci Gunung Merapi . Lahir pada tahun 1927 di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Beliau mempunyai seorang istri bernama Ponirah 73 thn, Dikaruniai 10 orang anak (lima di antaranya telah meninggal), mempunyai 11 cucu, dan 6 orang cicit. Anak-anak Mbah Maridjan yang masih hidup bernama Panut Utomo 52 thn, Sutrisno 45 thn, Lestari 40 th, Sulastri 36 thn, dan Widodo 30 thn. Mereka ada yang memilih tinggal di Yogyakarta dan ada pula yang memilih tinggal di Jakarta. Merapi bukan hanya segundukan tanah yang menjulang tinggi, melainkan suatu lingkungan atau komunitas yang saling berkaitan dengan seluruh makhluk hidup yang berada di sekitar Merapi. Karena saling berhubungan, Ujar Mbah Roso waktu itu. Dalam perjalanan

Ki Ngabehi Soerodiwirdjo

Gambar
Sebut saja Masdan. Itulah nama kecil dari Alm. Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirdjo yang lahir pada tahun 1869 Surabaya. Beliau adalah keturunan dari Ki Ngabehi Soeromiharjo yang pada saat itu menjabat sebagai mantri cacar di Ngimbang kabupaten Jombang. Tokoh Legend yang akrab dengan panggilan Mbah Suro ini mempunyai garis keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo. Pada masa mudanya, Mbah Suro mengaji di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombong. Dari sinilah beliau belajar ilmu bela diri Pencak Silat. Tepatnya pada tahun 1892, beliau pindah ke Bandung di Parahyangan untuk menambah kepandaian ilmu pencak silat. Mbah Suro merupakan orang yang berbakat, berkemauan keras, dan dapat berfikir cepat. Parahyangan adalah awal pengetahuan dan bertambahnya ilmu pencah silat yang telah dipelajari Mbah Suro. Pencak silat yang di ikuti antara lain seperti Cimande, Cikalong, Cibaduyut, Ciampea, dan Sumedangan. Di tahun 1893 beliau pindah ke Jakarta, dan beliau mempelajari pencak silat di kota Betawi ini. Pe