Ki Ngabehi Soerodiwirdjo
Sebut saja Masdan. Itulah nama kecil dari Alm.Ki Ngabehi Ageng Soerodiwirdjo yang lahir pada tahun 1869 Surabaya. Beliau adalah keturunan dari Ki Ngabehi Soeromiharjo yang pada saat itu menjabat sebagai mantri cacar di Ngimbang kabupaten Jombang.
Tokoh Legend yang akrab dengan panggilan Mbah Suro ini mempunyai garis keturunan dari Batoro Katong di Ponorogo. Pada masa mudanya, Mbah Suro mengaji di Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombong. Dari sinilah beliau belajar ilmu bela diri Pencak Silat.
Tepatnya pada tahun 1892, beliau pindah ke Bandung di Parahyangan untuk menambah kepandaian ilmu pencak silat. Mbah Suro merupakan orang yang berbakat, berkemauan keras, dan dapat berfikir cepat.
Parahyangan adalah awal pengetahuan dan bertambahnya ilmu pencah silat yang telah dipelajari Mbah Suro. Pencak silat yang di ikuti antara lain seperti Cimande, Cikalong, Cibaduyut, Ciampea, dan Sumedangan.
Di tahun 1893 beliau pindah ke Jakarta, dan beliau mempelajari pencak silat di kota Betawi ini. Pencak silat yang beliau pelajari antara lain Betawian, kwitangan, monyetan, dan toya.
Mbah Suro Diwiryo hanya 1 tahun di Betawi, karena beliau pindah lagi ke Bengkulu pada tahun 1894. Beliau pergi ke Bengkulu karena beliau mengikuti orang Belanda yang pindah kesana dan enam bulan kemudian, beliau pindah lagi ke Padang.
Di Padang beliau mengantongi permainan anatara lain permainan Padang Pariaman, permainan Padang Sidempoan, permainan Padang Pajang, permainan Padang Pesur atau Padang baru, permainan Padang Sikante, permainan Padang Alai, dan permainan Padang Partaikan.
Di Bukit Tinggi juga beliau mengantongi beberapa permainan yang telah diajarkan oleh sang guru yang bermana Datuk Rajo Batuah.
Perjalanan Mbah Suro tidak hanya sampai disini, beliau melanjutkan perantauannya ke Aceh pada tahun 1898 untuk berguru kepada beberapa guru pencak silat yaitu Teuku Achmd Mulia Ibrahim, Husti Kenongo Mangga Tengah, dan Cik Bedoyo.
Setelah mendapatkan beberapa permainan dalam pencak silat, pada tahun 1902 beliau kembali ke Surabaya dan berkerja sebagai Polisi dengan pangkat mayor.
Pada tahun 1903 adalah tahun dimana pertama kali Mbah Suro mendirikan perkumpulan yang di beri nama "SEDULUR TUNGGAL KECER", dan nama permainan pencak silatnya adalah "JOYO GENDELO".
Agar para anggota "warga" nya mempunyai rasa persaudaraan dan kepribadian nasional yang kuat, nama tersebut berubah dan berdirilah pencak silat PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE (PSHT) yang berpusat di Madiun.
Ki Ageng Soerodiwirdjo wafat di usia 68 tahun, beliau wafat pada hari Jum'at Legi tanggal 10 November 1944 dan dimakamkan di makan Winongo Madiun.
Komentar
Posting Komentar